Rabu, 23 Maret 2011

Mengenal Lebih Dekat 'Sosok' Syetan

Jangan Ikuti Hizb al Syaythan



إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS. Fathir (35):6)

Di antara kesalahan fatal yang sering dialami manusia adalah salah dalam mengidentifikasi pihak yang menjadi musuh baginya. Bisa dibayangkan, betapa bahayanya menganggap pihak yang memusuhi dirinya sebagai sahabat yang baik, guru yang diteladani, atau pemimpin yang ditaati. Anggapan salah itu tentu akan mengantarkan pelakunya kepada penyesalan.

Ayat di atas telah menegaskan, syetan beserta pengikutnya adalah musuh bagi manusia. Jika tidak ingin celaka, jangan sekali-kali menganggap dan memperlakukannya sebagai kawan.

Syetan : Musuh Manusia

Allah SWT Berfirman: inna al syaythan lakum ‘aduww (sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu).

Sebutan syetan disematkan kepada golongan jin yang kafir. Iblis yang berasal dari kalangan jin

Allah SWT Berfirman:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاء مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam [884], maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al Kahfi (18):50).

[884] lihat no. 36. [36] Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

Dalam beberapa ayat lain juga disebut syetan. Allah SWT Berfirman:

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُواْ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ

“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu [38] dan dikeluarkan dari keadaan semula [39] dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." (QS. Al Baqarah (2) :36)

[38] Adam dan Hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. Yang dimaksud dengan syaitan di sini ialah Iblis yang disebut dalam ayat 34 surat Al Baqarah di atas.

[39] Maksud keadaan semula ialah keni'matan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.

Dan ayat yang lain:

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِن سَوْءَاتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَـذِهِ الشَّجَرَةِ إِلاَّ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِين

“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)" (QS. Al A’raf (7):20)

Diberitakan bahwa yang menggelincirkan Nabi Adam dan isterinya dari surga adalah syetan.

Selain dari golongan jin, syetan juga ada yang berasal dari kalangan manusia. Semuanya memiliki karakter yang sama: sesat dan menyesatkan; kafir dan menjerumuskan manusia kepada kekufuran.

Allah SWT Berfirman:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاء رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) [499]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS. Al An’am (6) :112).

[499] Maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi.

Qatadah, Mujahid dan al Hasan sebagaimana disitir Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa sesungguhnya dari manusia ada syetan sebagaimana juga dari jin ada syetan.

Diberitakan ayat ini bahwa syetan adalah musuh bagi manusia. Bahkan dalam beberapa lain ditegaskan sebagai aduww un mubin-un, musuh yang nyata,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّباً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS Al Baqarah (2) :168)

وَمِنَ الأَنْعَامِ حَمُولَةً وَفَرْشًا كُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِين

“Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al An’am (6):142)

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", (QS. Yasin (36):60).

Permusuhan dan kebencian Iblis memang sudah nyata sejak manusia pertama diciptakan. Ketika diperintahkan Allah SWT untuk bersujud bersama malaikat kepada Nabi Adam AS, Iblis membangkang.

Permusuhan Iblis bertambah besar setelah dilaknat dan diusir dari surga karena pembangkangannya itu. Iblis berjanji akan menyesatkan manusia dari jalanNya. Untuk merealisasikan tujuan jahat itu, dia akan mendatangi manusia dari berbagai arah

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta'at).” (QS. Al A’raf (7):16-17).

Alquran cukup banyak memberitahukan modus operandi syetan. Mereka menyuruh berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah tanpa didasarkan ilmu

إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاء وَأَن تَقُولُواْ عَلَى اللّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah (20: 169).

Syetan juga menghiasi perbuatan buruk dan sesat sehingga seolah-olah terlihat benar dan bagus oleh pelakunya.

فَلَوْلا إِذْ جَاءهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُواْ وَلَـكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُواْ يَعْمَلُون

“Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al An’am (6) :43)


قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ


“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya” (QS. Al Hijr (15):39).

Mendorong terjadinya permusuhan diantara manusia


وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Al Isra’ (17):53)

Dan menghembuskan kepada manusia takut menjadi fakir dan berbuat kikir

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَاء وَاللّهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلاً وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia [170]. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.” (QS. Al Baqarah (2) :268)

[170] Balasan yang lebih baik dari apa yang dikerjakan sewaktu di dunia.

Semua itu menunjukkan secara jelas bahwa syetan adalah musuh bagi manusia.

Karena syetan adalah musuh kalian, maka: fattakhidzuhu aduww-an (maka anggaplah ia musuh-mu. Sebagaimana layaknya musuh, maka yang diinginkan syetan terhadap manusia adalah kecelakaan dan kerugian. Oleh karena itu, jangan sampai syetan dijadikan sebagai kawan, apalagi pemimpin.

Allah SWT Berfirman:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاء مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam [884], maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al Kahfi (18) :50)

[884] lihat no. 36.

Sebagai musuh manusia, langkah-langkah syetan tidak boleh diikuti, sebab, yang diperintahkan syetan kepada manusia hanyalah perbuatan keji dan munkar

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَاء وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Nur (24):21)

Yang pada akhirnya akan mencelakakan pengikutnya. Peristiwa yang dialami Nabi Adam AS harus dijadikan sebagai pelajaran penting bagi setiap manusia.

Ketika itu iblis menipu Nabi Adam AS bahwa dia adalah sahabat yang memberikan nasihat. Iblis pun menyebut pohon tersebut dengan sebutan syajarah al khuldi wa mulk-in (pohon keabadian dan kerajaan)

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَى

“Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon [949] dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (QS. Thaha (20):120)

[949] Pohon itu dinamakan "Syajaratulkhuldi" (Pohon kekekalan), karena menurut syaitan, orang yang memakan buahnya akan kekal, tidak akan mati, selanjutnya not. 37.

Dan membujuk Nabi Adam AS bahwa larangan mendekati pohon itu agar dia dan isterinya tidak menjadi malaikat atau menjadi orang yang kekal dalam surga. Untuk meyakinkah, Iblis bersumpah seraya berkata:

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِن سَوْءَاتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَـذِهِ الشَّجَرَةِ إِلاَّ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ

“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)". (QS. Al A’raf (7):20).

Tentu saja semua ‘nasihat’ itu diterima, berujung pada penyesalan.

Azab Bagi Golongan Syetan

Kemudian Allah SWT Berfirman: Innama yad’u hizbahu liyakunu min ashhab al sa’ir (karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala).

Ini merupakan bentuk riil permusuhan syetan. Sesungguhnya syetan hanya mengajak semua pengikutnya kepada berbagai keyakinan dan tindakan yang mengantarkan pelakunya masuk neraka.

Ayat berikutnya mengukuhkan, bahwa para pengikut syetan, yakni orang-orang kafir mendapatkan azab yang pedih.

Cukup menarik, dalam ayat ini digunakan kata hizbahu. Secara bahasa, kata al hizb berarti kelompok dari manusia).

Demikian Ibnu Manzhur dalam Lisan al Arab. Dalam konteks ayat ini al Syaukani memaknainya sebagai para pengikut setia dan orang-orang yang taat terhadapnya. Penjelasan kurang lebih sama juga disampaikan al Samarqandi dan al Jazairi.

Berkaitan dengan jati diri hizb al syaythan, Allah SWT Berfirman:

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُوْلَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.” (QS. Al Mujadillah (58):19)

Dalam ayat berikutnya ditegaskan, para penentang Allah dan RasulNya itu berada dalam kehinaan.

Patut dicatat, setelah menyebut hizb al syaythan, dalam ayat berikutnya juga disebut hizbullah

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan [1463] yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (QS Al Mujadillah (58):22)

[1463] Yang dimaksud dengan "pertolongan" ialah kemauan bathin, kebersihan hati, kemenangan terhadap musuh dan lain lain.

Keduanya memiliki sifat yang kontradiktif dan tidak mungkin didamaikan. Jika hizb al syayathan tunduk dan patuh kepada syetan, ingkar kepada Allah SWT, membangkang terhadap syariahNya, mengajak kepda kekufuran, dan menghalangi manusia dari agamaNya.

Maka hizbullah bersikap sebaliknya. Hizbulah beriman kepada menyerahkan wala’ atau loyalitasnya hanya kepada Allah SWT dan RasulNya, tunduk dan patuh kepada syariahNya, mengajak manusia berpegang teguh terhadap dieNya.

Allah SWT Berfirman:


وَمَن يَتَوَلَّ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ فَإِنَّ حِزْبَ اللّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ


Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah [423] itulah yang pasti menang. (QS. Al Maidah (5):56)

[423] Yaitu: orang-orang yang menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya.

Dengan demikian, kedua golongan ini tidak mungkin bisa bersatu. Bahkan ditegaskan dalam QS. Al Mujadilah (58):22, tidak akan dijumpai kedua golongan tersebut berkasih sayang. Oleh karena itu, jika kelompok, gerakan, atau partai yang mengaku sebagai hizbullah memperjuangkan tegaknya Islam, namun bisa bersatu, berkolabroasi dan bagi-bagi kekuasaan dengan hizb al syaythan yang menentang syariah, maka pengakuan itu sangat patut diragukan. Wahai kaum Muslim, bergabunglah dengan hizbullah yang sesungguhnya.

Wallahu’alam bishowab

2 komentar: